Sabtu, 21 Januari 2012

Berguru "Ilmu Per_LELE_An"

Entrepreneur ????... ya, berwirausaha ini planing yang akan saya lakukan bersama teman-teman satu kelas ku, Mas Dedi dan Om Hendri, dari pada ber_galau_ria gara-gara tidak jadi jalan-jalan ke Ranau lebih baik uangnya dibuat modal usaha. etsss……usaha apa ya yang pas untuk kami bertiga?...butuh waktu beberapa jam untuk menentukan apa yang menjadi usaha kami. berpikir,berpikir dan berpikir, akhirnya saya tahu apa yang akan menjadi usaha kami “ Budidaya Ikan Lele “ yupsss…itulah yang melintas dibenakku terinspirasi dari membaca beberapa majalah trubus tentang prospek budidaya ikan lele,


Mengapa harus Lele ? wy…,wy ???? hehehe…selain prospeknya menjanjikan, saya juga penggemar kuliner ikan berkumis itu, saya rasa ke-dua teman saya juga demikian sampai-sampai kumisnya sudah mirip lele, hohohohoho!!!. Setelah mencapai kesepakatan dan membuat kontrak kerja sama atau istilah gaul-nya “MoU”. Sekarang tunggu tanggal mainya…
usahanya sudah ditentukan tinggal melaksanakan, yupsss….me-lak-sa-na-kan hehe. “Ilmu Perlelean” ini yang kami butuhkan, ada yang tau tentang ilmu tersebut??? Bagi-bagi dong!!!. Tidak terlalu sulit zaman sekarang untuk memperoleh pengetahuan , sebagai langkah awal kami bertiga berguru kepada Mbah google.hehehe…Alhamdulillah sudah mendapat sedikit Ilmu perlelean. Budidaya Ikan Lele di Kolam Terpal, wah, sepertinya sudah menjadi lifestile zaman sekarang (apa hubunganya??). selain menekan biaya pengeluaran juga mudah dibersihkan, itu pertimbangan mengapa kami memilih Kolam Terpal. Duh…..tanks yah Mbah google telah menerima kami menjadi muridmu…

…perlu buku pedoman untuk membuat kolam terpal, maklumlah baru pertama kali. Gramedia toko buku yang menjadi sasaran kedua untuk menambah Ilmu perlelean, Alhamdulillah yah “sesuatu”..hehehe..akhirnya dapat juga buku yang relevan “budidaya ikan lele di Kolam Terpal”. Hemzz…ternyata merintis usaha itu tidak mudah butuh kesabaran, ya kan coy..!!!!.


Ilmu Perlelean sudah didapat, sekarang mau menentukan tempat. Yah,!!! Tempat????..dengan segala pertimbangan melalui MUBES ( Musyawarah Besar ) hehehe..mbew…jadi merinding membacanya ???....dibelakang rumah orang tuaku yang akan menjadi tempat pembudidayaanya..loh kok di Gasing, wy..??? keputusan ini diambil berdasarkan kajian geo_ekonomi yaitu Lokasinya harus strategis, jaraknya tidak jauh dari kampus kita kuliah jadi memudahkan untuk controlling, selain itu juga kalau budidayanya berhasil kan, lebih mudah memasarkanya. Gitu loh…..(amien,amien)


Lokasi sudah di tentukan. Sekarang tinggal memvisualisasikan, apa lagi tuch..???..hehe. itu loh bekal dari motivator yang kami bertiga dapatkan waktu ikut seminar Bedah Buku di UNIV IGM Palembang. Katanya cita-cita itu harus divisualisasikan agar termotivasi dan cepat terwujud. So, bagaimana memvisualisasikanya?? Kalau kami bertiga memvisualisasikanya yaitu harus pergi ketempat orang yang membudidayakan lele dengan kolam terpal. Setelah selesai ujian Hidrologi, langsung kami mencari lokasi untuk memvisualisasikan, yupz…jakabaring menjadi tujuan utama, sempat kehujanan sih, tapi Alhamdulillah kehujanan di rumah makan. Hehehehe…setelah hujanya reda barulah kami meluncur ketempat tujuan. setelah mencari kesana kemari tanpa membawa alamat ( ayu ting-ting kale'...) hehe..akhirnya ketemu juga dengan lokasi tempat pembudidayaan ikan lele, cukup jauh sih dari Glora Jakabaring. lengkapnya di lokasi tersebut budidayanya juga memakai kolam terpal, mantabs bangetz....sayang ni kalau tidak dikorek pengetahuanya, alhamdulillah lengkap sudah rencana awal...sekarang tinggal merealisasikanya...

its....tunggu kelanjutan ceritanya...

Jumat, 06 Januari 2012

Tanah Kelahiranku ( Gasing village )


Gasing, kalau didengar sekilas mungkin orang-orang mengira adalah permainan tradisional , tapi kali ini saya akan membicarakan sebuah desa yang terletak di Kabupaten Banyuasin, Kecamatan Talang Kelapa, dengan jumlah penduduk ±5011 jiwa (2007). “GASING” nama desanya, sebuah desa yang 30 tahun lalu hanya bisa ditempuh dengan jalur air dari kelurahan Kenten Laut yang menghubungkan ke desa Gasing lewat sebuah anak sungai yang bermuara ke sungai Gasing.

Letak geografisnya, sebelah utara berbatasan dengan desa Tanjung Lago, sebelah selatan berbatasan dengan kota Palembang, sebelah timur berbatasan dengan Kelurahan kenten Laut, dan sebelah barat berbatasan dengan Sukajadi. Dengan luas ±27 KM, Berada pada dataran rendah dan 80% rawa-rawa pasang surut serta dilintasi sungai Gasing dan dua anak sungai lainya.

Sekarang, desa Gasing bisa ditempuh dengan waktu ± 1,5jam dari Palembang menggunakan kendaraan pribadi, maupun angkutan perintis DAMRI tujuan Tanjung Api-Api, karena jalanya yang tidak terlalu mulus, banyak kerusakan-kerusakan yang terjadi diakibatkan kendaraan yang bertonase berat.

dengan pola pemukiman penduduk yang mengikuti alur sungai. Dengan rumah-rumah panggung yang tradisional disertai unsur-unsur modern menjadikan Gasing enak dipandang. Tidak salah kalau remaja-remaja Gasing menyebutnya sebuah kota mini “Gasing City“ walaupun sebutan itu agak berlebihan, namun itu merupakan wujud dari kecintaan dan kebanggaan mereka terhadap tanah kelahiranya.

Aliran Sungai yang menjadi background menambah keunikan desa Gasing, ditambah jembatan yang menghubungkan ke pelabuhan Tanjung Api-Api, jembatan yang dahulunya setiap sore ramai dijadikan tempat refresing bagi penduduk sekitar maupun luar daerah yang ingin menikmati hembusan angin dan aroma sungai Gasing, tapi sekarang kenyataanya hanya diramaikan oleh kendaraan-kendaraan yang membawa hasil tambang Batubara yang terkadang membuat goyang rumah-rumah disekitar jembatan.